Hari Jadi Bima Ke 383, Momentum Mengevaluasi Kepemimpinan Daerah


Oleh : Muhammad Fakhrur Rodzi, S.IP
 
Momentum perayaan hari jadi bima pada setiap tahunnya jatuh pada setiap tanggal 5 Juli. Pada tahun 2023 ini usia Kabupaten Bima kembali bertambah yakni masuk pada usia ke 383, secara angka usia daerah yang bersemboyan “MAJA LABO DAHU” ini, bukan usia yang pendek jika dibandangkinkan dengan Negara Indonesia, karena Bima ini jauh lebih dulu ada sebelum Indonesia merdeka. Pada momentum perayaan hari jadi Bima pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Bima mengusung tema “Sinergi dan Harmoni Meraih Prestasi”. Biasanya dalam perayaan hari jadi Bima pada setiap tahunnya selain dari upacara perayaan yang diadakan dihalaman kantor Bupati, Pemerintah Daerah juga akan mengatakan kegiatan/lomba antara lain”pawai budaya, lomba antar instansi/dinas dan lainsebagainya. Dalam momentum hari jadi Bima pada tahun ini, sebagai masyarakat Kabupaten Bima yang cinta dengan daerahnya, selain dari perayaan sebagai bentuk rasa cinta kepada daerah tercinta, bagi penulis juga pada momentum hari jadi Bima pada tahun 2023 ini adalah momentum mengevaluasi kepemimpinan daerah pada empat tahun belakang ini dan sejauh mana keberadaan Bima hari ini.
 
 
Hari Jadi Bima Ke 383, Momentum Mengevaluasi Kepemimpinan Daerah

Ketika setiap tanggal 5 Juli pada setiap tahunnya, pemerintah maupun masyarakat yang ada di Bima akan merayakan hari ulang tahun daerahnya. Pada momentum tahun ini kembali usia Daerah Bima bertambah satu tahun yang artinya jika dihitung pada tahun lahirnya 5 Juli 1940- 5 Juli 2023 ini secara angka yaitu memasuki usia yang 383 tahun , untuk sebuah daerah, ini bukan usia yang pendek melainkan usia yang sudah hampir tiga abad lebih, jika dibandingkan dengan usia kemerdekaan Indonesia dirasa terpaut sangat jauh karena sebelum Indonesia merdeka, Daerah Bima tercinta ini lebih dulu ada. Tentu sebagai  bentuk rasa bahagia lazimnya setiap pemerintah daerah dalam momentum hari lahir daerahnya tentu tidak terlepas dari perayaan, seperti halnya di Kabupaten Bima sendiri bentuk perayaannya adalah upacara, pawai budaya dan lainnya. Akan tetapi pada momentum hari besar seperti ini apakah bentuk perayaannya hanya seperti itu? dan dengan usia yang daerah Kabupaten Bima relatif tua ini, kita pantas juga menanyakan sejauh manasih wajah atau keberadaan daerah Bima yang kita cintai bersama ini?. Bagi penulis sendiri momentum hari jadi bima bukan saja perayaan secara seramonial “upacara, pawai, lomba-lomba ataupun mendonwload twibbon setelah itu diposting dimedia sosial masing-masing masyarakat Bima dan tentu tidak ada yang salah pada hal ini, akan tetapi jauh dari itu semua adalah pada momentum hari jadi Bima ini menjadi momen untuk kita semuanya agar dapat mengevaluasi dari juga kepemimpin daerah dalam menjalankan roda pemerintahan, sejauh mana pembangunan secara fisik, non fisik maupun non fisik, dari tata kelola pemerintahan, tata kelola keuangan, komunikasi pemerintahan lain sebagainya.


Evaluasi Kepemimpinan Daerah Dalam Pembangunan Ibu Kota Kabupaten di Kecamatan Woha
 

Ketika bicara ibu kota tentu yang ada dalam benak kita semuanya adalah sentral pemerintahannya ada diwilayah  dan pusat dari segala kegiatan baik itu sosial politik lebih-lebih sentral ekonomi terpusat di ibukota. Menurut Eko Atmojo Dosen Ilmu Pemerintahan UMY yang juga fokus kajian pada  tata kelola pemerintah daerah dan kota) mengatakan “ibu kota kabupaten yang terletak disuatu kecamatan itu menjadi ikon dari kabupaten untuk dilakukan pembangunan dan menjadi prioritas dalam pembangunan daerah”. Akan tetapi melihat realitas yang terjadi pada ibu kota kabupaten yang terletak di Kecamatan Woha itu sama sekali tidak mencerminkan jantung kota, dengan kondisi yang kumuh, kotor, tidak terurus dan disepanjang jalan dibeberapa Desa begitu sangat gelap sehingga dampaknya menimbulkan tindakan kriminal. Seharusnya kebijakan yang menjadi perhatian utama dari menajemen kebijakan pemerintah daerah itu menjadikan ibu kabupaten sebagai wilayah ditata dengan baik baik dari segi infrastruktur (fisik) maupun suprastruktur (sumberdaya manusia). Tak terasa kepemimpanannya hampir selesai, akan tetapi belum ada menajerial kepemimpinannya untuk memprioritaskan pembangunan ibukota Kabupaten dikecamatan Woha ini. Ini menjadi evaluasi kita bersama pada momentum hari jadi bima yang ke 383 ini, artinya semua stakeholder harus mengkomunikasikan serius terkait dengan isu pembangunan dan penataan ibukota Kabupaten ini dan mendorong pemimpin daerah untuk mengalokasikan anggaran untuk penataan wilayah ibu kota kabupaten Bima.


Evaluasi Kepemimpinan Daerah Dalam Tata Kelola Birokrasi Daerah

Kepemimpinan daerah dihabiskan untuk melantikan rotasi dan mutasi. Penataan birokrasi penuh dengan aspek dan syarat politis yang sangat besar, penembatan birokrasi pada jabatan tidak sesuai dengan formasi dan kebutuhan juga penataan struktur birokrasi syarat akan besarnya nilai transaksioanal dan menjadi fenomena yang mendarah daging pada kepemimpinan daerah kita. Birokrasi pada hari ini tidak bisa berkutik karena dalam kondisi apapun mereka harus taat selain pada aturan juga pada pemimpin daerah.(**)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.