Usut Kasus Pembakaran Motor Polisi, Polda Sulsel Akan Koordinasi Dengan Rektorat Unismuh
6 unit motor patroli Polisi
dibakar mahasiswa yang bentrok di depan kampus Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar, Jumat (28/10/2016).
|
Makassar,
MediaNTB.com - Wakil Kepala Polda Sulawesi Selatan Brigjen
Pol Gatot Eddy Pramono menyayangkan aksi anarkistis Mahasiswa hingga membakar
enam motor polisi yang melakukan pengamanan pada hari Sumpah Pemuda, Jumat
(28/10/2016).
Untuk proses hukum terkait
pembakaran motor polisi tersebut, Gatot mengaku, akan berkoordinasi dengan
pihak Rektorat Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
"Semua warga negara
berhak berunjukrasa, tapi tidak boleh anarkistis. Apalagi ini menyerang polisi
dengan batu serta anak panah dan membakar motor patroli polisi. Untuk
penanganan hukumnya, kita akan berkoordinasi dengan pihak kampus, yakni
rektorat," kata Gatot di Sulsel, Jumat.
Gatot menjelaskan, awalnya
aksi demonstrasi di depan Kampus Unismuh berjalan kondusif. Namun, mahasiswa
kemudian memblokir jalan trans Sulsel. Mereka kemudian didesak masuk ke dalam
kampus.
"Entah provokasi dari
mana, tiba-tiba mahasiswa yang sudah berada di dalam kampus kemudian keluar
dengan mendobrak pagar kampus. Ratusan mahasiswa lalu mengejar belasan polisi.
Tentunya, anggota memilih menyelamatkan diri karena diserang dengan batu dan
panah. Hingga akhirnya, motor patroli yang menjadi sasaran," ujarnya.
Dalam insiden bentrokan itu,
sambung Gatot, tidak ada korban jiwa maupun luka dari pihak polisi dan mahasiswa.
Mahasiswa dari berbagai
universitas di Makassar memperingati hari Sumpah Pemuda dengan berdemonstrasi
di beberapa titik, yakni di Jl AP Pettarani, di bawah jalan layang dan Jl
Sultan Alauddin, Jumat (28/10/2016).
Ratusan mahasiswa
Universitas Muhamadiyah terlibat bentrokan dengan polisi di jalan Trans Sulsel.
Mahasiswa kemudian membakar enam unit motor patroli.
Bentrokan tidak berlangsung
lama karena belasan anggota dari Polrestabes Makassar dan Polsekta Rappocini
kabur menyelamatkan diri.
Hingga dua jam setelah
kejadian, anggota Kepolisian lainnya belum juga datang hingga mahasiswa
membubarkan diri pada pukul 18.00 Wita.
Ratusan pasukan anti
huru-hara dari Satuan Sabhara dan Brimob Polda Sulsel datang ketika mahasiswa
membubarkan diri dan dua jalur di depan kampus Unismuh kembali dibuka.(komps.com)
Post a Comment