Ditengah Kemiskinan Melanda, Anton Memilih Menjadi Pemulung
DOMPU,
MediaNTB.com – Kehidupan miskin dan kaya sejatinya adalah
sebuah ukiran nilai – nilai tentang materi atau berapa banyaknya uang yang
dimiliki dalam kehidupan kehidupan ini. Bahkan hal itu juga sudah menjadi
dinamika dalam roda – roda perjalanan
kehidupan. Untuk mendapatkannya pun tentu harus berjuang dan bekerja keras demi
memenuhi biaya hidup dan kebutuhan dalam kehidupan sehari – hari. Hanya saja
yang membedakannya yaitu dari segi bagaimana bentuk cara yang ditempuh untuk
berjuang dan bekerja keras guna meraih apa yang diimpikan.
Hal tersebut terbukti,
seperti yang di lakukan oleh seorang bocah laki – laki yang masih ber-umur 10
Tahun yang merupakan anak dari pasangan suami istri Yohana dan Jhon Umbu, warga
lingkungan Dorotangga, Kabupaten Dompu. Bocah yang memiliki nama Anton yang
masih duduk di bangku kelas V SDN 19 Dompu ini mengaku, memilih jadi Pemulung
atau pengumpul barang barang bekas (pemulung) yang keseharinya hanya
mengumpulkan Gelas – gelas plastik, Kardus dan Botol Plastik.
Profesi sebagai pemulung
bukan tanpa alasan dilakukan oleh Anton, tapi hal itu dilakukan semata – mata
selain untuk membantu orang tua dalam
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Sebab, anton adalah anak dari keluarga yang
kehidupan ekonominya sangat memprihatinkan.”Saya setiap hari berjalan
mengelilingi kota dompu mencari dan mengumpulkan gelas dan botol plastic serta
kardus bekas yang ada di jalanan dan tempat – tempat lainya,” ujar Anton, saat
di wawancarai wartawan ini di lokasi jalur jalan baru, tepatnya di samping SPBU
Karijawa Dompu, Kamis (15/12/2016).
Profesi yang jarang
dilakukan oleh anak – anak kecil seumuran anton ini pun, dilakukan setiap
pulang dari menutut ilmu di sekolah. Dengan bermodalkan gerobak seadanya, anton
tanpak terus berjalan di tengah teriknya matahari dan turunya hujan untuk
mencari dan mengupulkan barang – barang bekas tersebut.”Memang sich, apa yang
saya lakukan ini sangat membuat capek. Tapi mau gimana lagi, hanya ini yang
bisa saya lakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari – hari,” tuturnya.
Menurut Anton, penghasilan
yang didapatkan dari mengumpulkan barang bekas tersebut, memang tidak sebading
dengan usaha dan kerja keras yang dia lakukan. Tapi, kata dia, profesi ini
terbilang sangat mudah dilakukan, karena barang bekas seperti gelas dan botol
plastic serta kardus tersebut bisa didapatkan secara cuma – cuma tanpa
mengeluarkan biaya.”Penghasilan yang saya dapatkan tidak seberapa dan nilainya
hanya Rp.100ribu sampai 200 ribu. Tapi nilai itu baru bisa dapatkan ketika saya
mengumpulkan barang – barang bekas itu selama beberapa minggu dan menjualnya
kepada para pengepul,” jelasnya.
Hasil itupun, lanjut Anton,
ketika dirinya mampu mencari dan mengumpulkan barang – barang bekas yang sangat
banyak setiap harinya. Namun ketika barang – barang bekas tersebut tidak
berhasil di cari dan dikumpulkan, maka pengahsilan yang didapatkan oleh dirinya
nilainya tidak seberapa.”Setiap hari saya terus berjalan dan mendorong grobak
saya untuk mencari barang – barang bekas tersebut. Kalau barang barang bekas
itu banyak saya dapatkan setiap harinya tentu hasilnya cukup lumayan.
Sebaliknya kalau hanya sedikit. Ya,,,saya hanya bisa bersabar dan terus
mengumpulkan barang bekas tersebut,” terangnya.
Apakah menjalani profesi
sebagai pemulung tidak dilarang oleh orang tua..? Anton mengaku, kedua orang
tuanya tidak pernah melarang dirinya untuk melakukan aktivitas sebagai
pemulung. Sebab, selama profesi ini tidak merugikan orang lain dan hasilnya pun
halal, tentu orang tua tetap mendukung. Apalagi, kata dia, dirinya merupakan
anak dari keluarga yang kehidupan ekonominya lemah, dimana setiap hari kedua
orang tuanya hanya bekerja sebagai petani di ladang atau sawah – sawah milik
orang lain.”Orang tua saya tidak pernah melarang saya menjalani profesi seperti
ini. Terpenting apa yang saya lakukan tidak merugikan orang lain dan hasil yang
didapatkan dari cara – cara yang halal,” katanya
Ditambahkan Anton, profesi
ini sudah dijalani semenjak dirinya masih duduk di bangku kelas II SD. Hasil
dari profesi ini, pun dirinya bisa membantu kedua orang tua untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari.”Walau saya bekerja seperti ini, tapi saya tidak pernah
meninggalkan sekolah. Karena aktivitas semacam ini saya lakukan sepulang
sekolah. Sampai sekarang pun saya terus menjalani profesi ini, sebab dengan
jalan inilah saya bisa mendapatkan uang,” Tandasnya.(Sahrul)
Post a Comment