Tanpa Orang Tua, Bocah SD Rawat Tiga Adiknya Sendirian
Revan (12) merawat
adik-adiknya termasuk dua yang balita sejak bapaknya meninggal dunia dan ibunya
pergi mencari kerja ke Jawa
|
SUMEDANG,
Media NTB - Ahmad Revan Febriana (12) terpaksa tak bisa
sekolah. Bocah ini meninggalkan bangku sekolah dasar di kelas lima karena harus
mengurus tiga adiknya setelah ayahnya meninggal dunia dan ibunya pergi mencari
kerja.
Dia tinggal bersama tiga
adiknya, Muhammad Bayu Aji (7), Audia Aprilia Salsabila (3), dan Adiba Sakila
Atmarini yang masih berusia empat bulan di rumah kontrakan berdinding bilik
dengan ukuran 4x6 meter.
“Bapak meninggal Desember
lalu setelah stroke. Sedangkan ibu seminggu lalu pergi mencari uang dan kerja,”
kata Revan saat ditemui di rumahnya pada akhir pekan.
Dia menuturkan, ibunya,
Yuyun Bayu Ningrum (40), pamit ke Jawa untuk mencari uang setelah ayahnya,
Priutoro Aji (54), meninggal dunia. Menurut Revan, sebelum pergi, sang ibu
hanya meninggalkan Rp 30.000.
“Di sini ibu tak bisa
mencari uang, ibu jualan minyak wangi dan pergi ke Jawa serta meminta saya
merawat adik-adik. Saya diberi uang Rp 30.000,” tutur Revan.
Tribun Jabar/Deddi Rustandi
Revan (12) merawat adik-adiknya termasuk dua yang balita sejak bapaknya
meninggal dunia dan ibunya pergi mencari kerja ke Jawa.
Selama ditinggal sang ibu,
praktis Revan mengurus adik-adiknya yang masih kecil.
“Kalau yang masih bayi suka
dimandiin sama tetangga, banyak tetangga yang ikut membantu mengurus bayi,”
katanya.
Setiap malam, mereka tinggal
berempat di rumah kontrakan di Kampung Babakan Kenanga, Desa Wargaluyu.
“Ya, tinggal berempat saja
kalau malam, saat siang banyak yang membantu merawat bayi,” katanya.
Bayu, adiknya yang masih
berusia tujuh tahun, masih bersekolah di SD tak jauh dari tempat tinggal. Dia
duduk di kelas satu.
“Saya sudah tak sekolah lagi
sejak ibu mencari uang, saya harus mengasuh Audia (3) dan juga merawat adik
bayi. Kalau Audia itu rewel, ogoan suka minta mainan dan ditemani terus,” kata
Revan yang telaten memandikan Audia serta memberi pakaian.
Saat ditemui, Revan sedang
memakaikan pakaian Audia, sedangkan adik bayinya dipangku bidan desa Susi
Elvina Wahyu Niar. Adik bayinya baru lahir di rumah sakit empat bulan lalu.
“Bayinya agak panas
sekarang, mungkin karena banyak yang datang menjengguk dan melihat empat anak
yatim ini, rumah terus terbuka,” kata sang bidan.
Revan mengaku bisa memasak
dan kerap mendapat bantuan dari tetangganya.
“Saya bisa masak, ibu yang
mengajarkan termasuk bisa masak sayur sop. Tapi lebih sering bikin ceplok telor
goreng dan membuat nasi goreng,” kata Revan.
Dia mengaku, tak tahu kapan
ibunya pulang. Pesan ibunya hanya satu agar Revan merawat adik-adiknya.
“Ibu bilangnya mau ke Jawa
mencari uang,” kata Revan.(Kompas)
Post a Comment