Cadangan Terus Berkurang, Pemerintah Diminta Bangun Kilang Besa
JAKARTA,
Media NTB - Anggota Komisi VII DPR RI Ari Yusnita
menyatakan pemerintah perlu membangun kilang minyak yang besar untuk mengatasi
cadangan minyak nasional.
Menurutnya, kendati
membutuhkan dana besar dan teknologi tinggi, demi memenuhi kebutuhan BBM Yang
dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal itu harus dilakukan.
"Harapan kami di Komisi
VII pemerintah melalui PT Pertamina harus membangun kilang-kilang baru yang
besar," ujarnya saat diwawancarai usai Rapat Paripurna DPR RI Nusatara
III, Selasa (30/5).
Politisi NasDem ini
menandasakan, sudah hampir 50 tahun Indonesia tidak membangun kilang baru.
"Kita push-lah, karena
waktu kita kunker melihat di Balikpapan sih supaya mendorong kita punya kilang
minyak sendiri. Termasuk juga di beberapa daerah lain yang mau siap kilang
minyak," ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia tidak
bisa hanya mengandalkan energi baru terbarukan saja. Perlu terobosan yang lebih
jauh yakni dengan membangun PLTN. Menurutnya, PLTN lebih efisien, bersih limbah
dan juga lebih murah.
"Kalau menggunakan EBTK
juga gak mungkin cukup. Kami sih berharap Indonesia bangun PLTN, agar bagaimana
energi ini tercukupi," tandasnya.
Sekadar untuk diketahui,
jumlah cadangan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia terus berkurang. Penemuan
cadangan baru migas pun tidak secepat pertambahan jumlah cadangan yang
diproduksi.
Berdasarkan data per Desember
2015, cadangan minyak terbukti Indonesia ada di kisaran 3,6 miliar barrel,
sementara cadangan terbukti gas sekitar 100,3 TCF. Dengan data jumlah cadangan
dan laju produksi migas tersebut, Indonesia telah menjadi net importer minyak
sejak 2004 sampai sekarang.
Jika merujuk data Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas),
angka produksi minyak Indonesia berkisar 834.000 barrel per hari. Sementara
kebutuhannya per hari mencapai 1,6 juta barrel.(M)
Kebutuhan pemakaian gas
sekarang juga terus bertambah. Setidaknya sejak 2015, angka kebutuhan naik
dengan rata-rata 9 persen. Kebutuhan pasokan gas ke depannya juga akan semakin
besar, sehingga Indonesia tinggal menunggu waktu untuk mendapat status net
importer gas.(M)
Post a Comment