Bulan Ini Ada Penerimaan GTT dan PTT, Ini Penjelasan KUPTD Dikmen dan PK-PLK Dompu
Kepala Unit Pelayanan Tekhnis Dinas (UPTD) Dikmen dan PK-PLK Kabupaten Dompu Provinsi NTB, Muhtadi Hairi. (Foto Poris Media NTB Dompu) |
DOMPU,
Media NTB – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di bulan Oktober 2017
ini akan mencukupkan kebutuhan guru dan pegawai yang di akui masih kekuarangan
sebanyak 35 % guru dan pegawai pada sejumlah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
dan Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) yang ada di kabupaten Dompu dengan
merekrut Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Guru Tidak Tetap (GTT).
Kepastian ini disampaikan
oleh Kepala Unit Pelayanan Tekhnis Dinas (UPTD) Dikmen dan PK-PLK Kabupaten
Dompu Provinsi NTB, Muhtadi Hairi, saat diwawancarai langsung oleh media ini di
ruang kerjanya pada Jum’at (06/10/17) lalu.
Dari informasi yang
disampaikan oleh Muhtadi, dari 698 Dinas Pendidikan Provinsi NTB membutuhkan
698 Guru yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai PNS yang bertugas di
kabupaten Dompu. Dari jumlah tersebut, katanya, yang tersedia baru 65 % dan
masih kekurangan 35 %.
Namun, Muhtadi tidak
menjelaskan secara mendetai kapan waktu tes penerimaan GTT dan PTT ini akan
digelar, namun dikatakannya, berdasarkan hasil rapatnya bersama Tim di Mataram pecan
lalu, sekitar minggu ketiga bulan Oktober tes penerimaan akan dilangsungkan di
Dompu. Ia mengaku pihaknya tinggal mensingkronkannya dengan pihak Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi NTB.
Diakuinya bahwa, pihaknya
masih nemeukan sejumlah sekolah di Dompu yang memiliki kelebihan Guru PNS dan
tidak sedikit pula Sekolah yang sangat minim Guru PNS nya. Mengenai hal itu, Ia
mengaku telah melaporkan pada atasannya sehingga akan dilakukan pemerataan
pegawai Negeri Sipil hususnya di sekolah sekolah pedalaman akan diperioritaskan
penempatan guru PNS sisanya akan dilengkapi oleh GTT.
Dalam penerimaan GTT dan PTT
ini, kata Muhtadi, yang dibuka pendaftaran Hanyalah Guru yang akan diterima
hanya yang benar benar kekurangan atau yang dibutuhkan saja, sedangkan sejumlah
guru mata pelajaran yang sudah penuh tidak akan diterima atau tidak akan dibuka
pendaftarannya. Adapun sayaratnya, haruslah Sarja Pendidikan Strata 1, jadi
tidak ada lagi guru yang diterima dari sarjana non pendidikan atau yang belum S
1 bahkan akta 4 tidak akan diterima.
“Insya Allah seluruh yang
kita buka itu adalah yang kita butuhkan, bukan kaya dulu, dulu itu dia nggak
tau, boleh saya katakan kenapa sampai bisa jenuh gini, kenapa bisa kelebihan,
itu karena tidak melalui analisis masalahnya. Misalkan bahasa Indonesia tapi
yang muncul atau yang dibuka adalah biologi atau geografi, dulu begitu,
sehingga ada mata pelajaran kita yang kurang ada yang sangat jenuh ataupun
kelebihan, kita di Dompu khusus yang mata pelajaran seperti Guru ekonomi,
mustahil kita buka, orang yang Negeri aja sudah lebih, coba bayangkan masa kita
mau buka, yang PNS aja sulit mendapatkan Jam mengajar” Ungkap Muhtadi.
Ditanya mengenai guru
produktif jurusan yang belum S1, namun sudah lama mengabdi dan bagaimana datanya
di Dapodik? Muhtadi mengakui kalau Guru Produktif memang hanya beberapa saja
yang lebih, hanya beberapa jurusan atau program saja yang kelebihan yang masih
kekurangan. Adapun yang kelebihan itu misalnya jurusan tekhnik gambar bangunan,
itu pun hanya ada satu di SMKN 1 Woja.
“Mau dibawa kemana?
sementara hanya satu satu kelas, itu pun kelas 1, satu kelas, kelas 2 satu
kelas, dan kelas 3 satu kelas, padahal gurunya ada 6 yang PNS” Ungkapnya.
Muhtadi sebagai penanggung
jawab pendidikan Menegah di Dompu berharap agar pendidikan ini bisa berjalan
minimal kita ratakan gugu gurunya supaya tidak menumpuk.
“Kami punya data kemarin
tuh, di SMAN 1 Dompu kelebihan 12 Orang guru, SMAN 2 Dompu juga ada 8 Orang
guru, di Kecamatan Pajo 12 Orang, sementara di tempat-tempat lain kaya di SMAN
3 Pekat, di sana hanya 2 Orang Guru PNS, Kepala Sekolahnya sama Guru Matematika,
pokoknya di tempat-tempat seperti itu yang kekurangan, hanya 3, 4 Sekolah aja
yang kelebihan, yang lainnya semua kurang.” Ungkapnya.
Ia berharap, kalau sudah
distribusi guru ini agar penuhkan PNS di tempat yang jauh-jauh, pokoknya yang
paling jauh, dibanyakan yang PNSnya, kalau yang di kota biar sedikit aja, karna
banyak yang GTT yang mau ngajar di Kota dan membayar, mau dia membayar
siswa-siswa ini kan, orang tua juga mau mereka membayar Uang Komite atau Uang
SPP kaya model lama itu.
“Dekatkan dia dengan
keluarga atau dengan rumahnya bisa jadi keluarganya di sana tapi rumahnya di
sini misalkan, atau satu suaminya yang mengajar di pekat, istrinya ada di
Dompu, pindahkan aja di pekat sana, walaupun rumahnya di Dompu.” Pungkasnya.(Poris)
Post a Comment