Selenggarakan IVA Test Gratis: Partai NasDem Tegaskan Komitmen Perjuangan Untuk Perempuan Indonesia
JAKARTA,
Media NTB - Perempuan sangat rawan terhadap penyakit
kanker terutama kanker serviks. International Agency for Research on Cancer
(IARC, 2015), yang berada dibawah organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan
bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi
pada perempuan.
Menyadari hal itu,
diperlukan upaya-upaya pencegahan agar penyakit ini tidak terus menjadi
pembunuh perempuan Indonesia. Institute for Health Metric and Evaluation (IHME,
2017), Amerika Serikat, mencatat terjadi tren kenaikan kanker serviks sebagai
penyebab kematian bagi perempuan Indonesia sejak tahun 1980-2016.
Perempuan Indonesia usia
25-65 tahun tercatat sebagai meninggal yang terus berjatuhan dari tahun ke
tahun akibat kanker serviks. Usia 35-55 menjadi usia yang paling rawan terhadap
kematian akibat penyakit ini. Karena itulah IHME, memberi skor 40 terhadap
pencapaian SDG’s bidang kesehatan bagi Indonesia, dibawah Malaysia (66),
Thailand (58), Filipina (48), dan sangat jauh tertinggal dari Singapura (87)
walaupun sedikit lebih baik dari Kamboja (36).
Riset Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan RI (2013) menyatakan 58 perempuan setiap harinya
rata-rata terkena kanker serviks dan 26 perempuan di antaranya meninggal dunia.
Sedangkan berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2016), Indonesia
menjadi negara kedua tertinggi dengan jumlah penderita kanker mulut rahim atau
serviks tertinggi di dunia.
Berdasarkan data peserta
BPJS Kesehatan secara nasional 2016, jumlah kasus kanker serviks di tingkat
pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) mencapai 12.820 kasus dengan
total biaya sekitar Rp56,5 miliar, sementara di tingkat Rawat Inap Tingkat
Lanjutan (RITL), tercatat ada 6.938 kasus dengan total biaya sekitar Rp87,1
miliar.
Besarnya pembiayaan
perawatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan ternyata tidak akan mencukupi
menanggung beban biaya pasien kanker. Oleh karena itu, perlu dilakukan
langkah-langkah yang dapat menekan peningkatan penderita kanker sebagai upaya
preventif terhadap meningkatnya penderita kanker serviks bagi perempuan
Indonesia.
Menyadari begitu besarnya
bahaya kanker serviks, DPP Partai NasDem bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak
bersama DPP Garnita Malahayati NasDem dalam rangka merayakan HUT Partai NasDem
ke-6 menyelenggarakan kegiatan pemberian IVA Test gratis kepada 1000 kader
perempuan Partai NasDem dan masyarakat umum.
“Kegiatan IVA Test ini
dilaksanakan 2 (dua) hari di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta
Pusat bekerja sama dengan Tim Medis dari RCC (Rotary Community Corps-Utami)
pimpinan dokter Toni Sumartono
Moerdijat., S.POG,” ungkap Amelia Anggraini, Ketua DPP Partai NasDem bidang
Kesehatan Perempuan dan Anak.
Irma Suryani, anggota Komisi
IX DPR RI, yang juga ketua DPP Garnita Malahayati NasDem menegaskan bahwa
Partai NasDem, berkomitmen dalam pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat
tanpa diskriminatif untuk semua warga negara Indonesia. “ Ini merupakan wujud
komitmen Partai NasDem dalam menjalankan nilai-nilai konstitusi terutama Pasal
28H dan Pasal 34 UUD 1945 terkait pemenuhan hak kesehatan kepada rakyat
Indonesia,” ujarnya.
Partai NasDem berharap dari
test IVA yang dilaksanakan ini dapat menstimulasi lebih banyak lembaga yang mau
terlibat dalam upaya pencegahan kanker serviks di Indonesia melalui upaya
deteksi dini. Hal ini senada dengan temuan WHO dan lembaha kesehatan lainnya
yang mengatakan bahwa upaya deteksi dini akan dapat mengurangi resiko kematian
akibat kanker serviks. Partai NasDem juga terus mendorong dan mengajak serta
masyarakat untuk membudayakan prilaku hidup sehat dan melakuan pemeriksaan
kesehatan secara berkala.(M)
Post a Comment