Dubes RI untuk Azerbaijan Gandeng Peneliti FIB UI Menelusuri Sejarah Masuknya Islam di Nusantara


Azerbaijan, Media NTB - Dubes Indonesia untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie yang didampingi oleh Dosen dan peneliti dari FIB UI diantaranya, Maman S. Mahayana, Bastian Zulyeno, Ghilman Assilmi, dan Chaidir Ashari. Dalam waktu dekat akan mengadakan penelitian bersama tentang kemungkinan masuknya Islam di Nusantara dari wilayah Kaukasus khususnya Azerbaijan.



Husnan Bey Fananie mengatakan, bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan penelitian di Azerbaijan.



“Saya selaku Dubes RI di Azerbaijan yang dibantu para dosen dan peneliti dari FIB UI akan mengadakan penelitian tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia. Dalam hal ini yang berkaitan dengan material culture yang berada di Indonesia dan Azerbaijan. Adanya kemiripan di antara material culture di kedua negara tersebut menunjukkan kemungkinan besar pengaruh Kaukasus dalam proses masuknya Islam ke Nusantara.” Ungkap Husnan Bey Fananie yang juga alumni Pondok Gontor di Baku, Azerbaijan, Selasa (31/7).


Menurut Bastian yang beberapa waktu lalu sempat melakukan pre-riset, bahwa ada hubungan antara penduduk Azerbaijan dan Indonesia, hal ini dapat terlihat dari kesamaan nisan kuno yang ada di kedua wilayah negara tersebut. Khususnya yang ada di Barus dan Aceh.



"Saya sempat melakukan observasi lapangan di daerah Sundu dan Maraza, Azerbaijan. Nisan kuno yang ada di Barus dan Aceh memiliki bentuk dan karakteristik yang sama dengan yang ada di wilayah tersebut," ungkap Bastian di Jakarta, Selasa, (31/7).



Seperti diketahui pada Bulan April 2017 lalu, presiden Jokowi sempat meresmikan Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Pantai Barus.



Hal ini dikuatkan dengan pendapat Bastian yang mengatakan jika dilihat dari material culture, nisan-nisan tersebut memiliki inskripsi dan simbol - simbol yang biasa ditulis pada nisan, yang umumnya terdapat pada pemakaman tokoh sufi atau raja - raja. Begitu juga jika dilihat dari lokasi pemakaman yang ada di atas bukit.



Diketahui bahwa masyarakat Islam Indonesia merupakan mayoritas di negerinya dan di dunia, namun sejarah masuk dan berkembangnya agama ini untuk pertama kali di wilayah ini masih menjadi bahan perdebatan. Sampai kini, belum ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai awal kedatangan Islam serta juga asal pembawa ajaran tersebut. Sementara ini teori-teori yang ada tentang masuknya Islam ke Nusantara atau kepulauan Indonesia, dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama menyebutkan bahwa penyebaran agama Islam ke Indonesia telah terjadi pada abad ke-7 M, yang berarti hampir bersamaan dengan meluasnya kekuasaan daulah Islamiyyah di bawah kekuasaan Bani Umayyah (661-750) ke luar wilayah Jazirah Arab yang sekarang disebut sebagai “Timur-Tengah”.


Pendukung teori pertama ini antara lain: W.P. Groeneveldt, T.W. Arnold, Syed Naquib Al-Attas, J.C. van Leur, Hamka, dan Uka Tjandrasasmita. Sedangkan kategori teori kedua mengatakan bahwa penyebaran Islam ke wilayah kepulauan Indonesia baru terjadi pada abad ke-13 M. Pendukung dari kategori teori kedua ini antara lain: C. Snouck Hourgronje, R.A. Kern, J.P. Moquette, dan Haji Agus Salim. Artinya Islam menyebar ke Nusantara pada masa Bani Abasiyyah (750-1258 M) menjadi penguasa di Timur Tengah.



Dubes RI juga menambahkan, bahwa penelitian ini akan menghasilkan sebuah paradigma baru tentang sejarah masuk Islam di Indonesia, yang selama ini masih bias dan didominasi oleh teori Gujarat dan Timur Tengah.



“Kami dan tim berkeyakinan pada awal – awal kedatangan islam di Nusantara, ada wilayah lain selain Gujarat dan Timur Tengah yang ikut menyebarkan islam di Indonesia” ungkap Husnan Bey Fananie.(M)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.