Pemkab Dompu Dinilai Perbudak Guru dan Tenaga Honorer

Mahfud S.Pd


Dompu, MediaNTB.com - Sebanyak 1.034 Orang guru dan tenaga kependidikan (Honorer) yang mengabdi di dunia pendidikan khususnya di Kabupaten Dompu hinggga saat ini dipekerjakan seperti perbudak oleh Pemerintah Daerah tanpa upah sepersenpun. Sementara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah pensiun di jenjang pendidikan sampai bulan Juli 2018 lalu kurang lebih 100 orang.



Hal itu dituturkan Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer (Figur) se-Kabupaten Dompu Mahfud S.Pd pada MediaNTB.com di taman kota dompu, Kamis (30/11/2018) usai mengikuti upacara HUT KORPRI ke 47 beberapa waktu lalu.



Menurut Mahfud, pemerintah tau tentang kekurangan guru tetapi pemerintah sendiri tidak pernah mengimbangi dengan gaji atau kesejahteraan mereka.



"Pada hal mereka ini (Pemerintah, red) kontribusinya besar, hingga saat ini, kami belum menemukan titik terang seperti apa nasib kami," ujarnya sedikit nada kesal.



Mirisnya, telah barbagai macam cara telah dilakukan, lanjut Mahfud, dengan mendatangi berbagai pihak untuk meminta keadilan, namun pemerintah seolah tidak tau dan tidak mau bertanggung jawab untuk memberikan solusi yang terbaik.



"Terakhir kali kemarin kami telah mendatangi langsung menghadap Asisten 1, Setda Drs. H. Sudirman Hamid, M.Si bersama Asisten 3 M. Amin, S. Sos (Dae Obe), kemudian bendahara BPKAD mereka tidak berani untuk memberikan keputusan, mereka bilang tergantung atasannya," jelasnya.



Dikatakannya, ke tiga pajabat tersebut mengatakan akan merencanakan dalam rancangan untuk anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019 akan tetapi telah dihapus kembali dengan dalil kebutuhan infrastruktur yang diperioritaskan oleh Pemda lebih mendesak.



"Pada saat itu kami sempat sampaikan mana yang lebih utamakan nyawa orang dengan infrastruktur bangunan itu, bayangkan gaji guru honorer ini Rp50 ribu hingga Rp200 ribu try bulan melalui dana Bos, kami sangat kecewa sekali terhadap pemerintah," tandasnya.



Sungguh tidak punya hati sang penguasa, kembali mahfud menambahkan, beberapa orang perwakilan dari Figur setiap kali mendatangi orang yang memimpin bumi Nggahi Rawi Pahu ini, namun mereka diibaratkan bola pimpong, diarahkan ke sana ke mari yang tidak berujung.



"Beliau ini (Bupati,red) tidak mau didemo, tetapi kita mengahadap kemarin tidak pernah diterima dengan baik karena mereka ini katanya sudah didisposisikan ke pak Sekda tapi pak sekda sendiri tidak mau memberikan keputusan, malah kembali berkata tergantung di atas, kami diplintir," cetus Mahfud.(Poris)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.