Industri Penyuling Cengkeh Diharapkan Kuatkan Ekonomi NTB
Bima, Media NTB - Setelah
masa tanggap darurat gempa di Provinsi NTB, muncul potensi tak terduga dari
komuditas cengkeh yang ada di daerah terdampak gempa Kabupaten Lombok Utara dan
Lombok Timur. Kalau biasanya sampah dedaunan dan ranting sisa panen cengkeh
dibuang begitu saja oleh petani, kini NTB telah memiliki mesin penyuling yang
dapat mengolah limbah tersebut menjadi minyak cengkeh.
“Kemiskinan
dan pengangguran bisa diberantas dengan adanya industri pengolahaan. Semoga
industri pengolahan limbah cengkeh ini nantinya dapat berkembang dan
berkontribusi dalam memberantas pengangguran dan kemiskinan," seru Gubenur
NTB Dr. Zulkieflimansyah saat meresmikan industry penyuling cengkeh pertama
NTB, di STIP Park Banyumulek, (12/3).
Hadirnya
industri ini diharapkan Gubernur dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Karena jika
masyarakat sudah bekerja, maka kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan juga
akan meningkat, tegas Gubernur. Selain itu, hadirnya industri ini diyakini
Gubernur dapat meningkatkan produktifitas pertanian NTB.
"Tugas
selanjutnya adalah undang masyarakat untuk belajar merakit mesin ini. Bikinkan
replikanya, dan serahkan kepada setiap desa di Lombok Utara," ungkap
Gubernur di hadapan karyawan dan masyarakat yang hadir.
Sementara
itu, Ketua JP Institut Ainurrahman, ST. yang menginisiasi industri tersebut
menjelaskan keberadaan industri itu merupakan salah satu ikhtiar untuk
mewujudkan NTB Zero Waste dan proses recovery daerah setelah musibah gempa bumi
tahun lalu dan
"Program
zero waste itu selaras dengan industri ini. Sebab, kami memanfaatkan limbah
dari cengkeh untuk proses pembuatannya," jelasnya.
Proses
penyulingan minyak cengkeh ini membutuhkan satu ton bahan baku dalam satiap
produksinya. Dalam sehari, pihaknya bisa memproduksi dua kali. Sehingga bahan
baku yang dibutuhkan setiap harinya sekitar dua ton.
"Dana yang dikeluarkan setiap kilonya
adalah 1.500 rupiah. Sehingga dalam sebulan sekitar 78 juta untuk bahan
baku," jelasnya.(M)
Post a Comment