Strategi Warganet Lawan Radikalisme Demi Lancarnya Agenda Nasional Pelantikan Presiden


Oleh : Alfin Riki (Netizen/Pegiat Media Sosial Independen)


Perang melawan radikalisme dan terorisme memang tidak pernah ada habisnya. Satu persatu pelaku ditangkap, tapi satu persatu pula muncul generasi baru. Meski para pelaku sudah dipenjara, tapi ideologi radikalisme tak bisa dipenjara, karena terus disebar kedalam pemikiran generasi muda kita. Kemajuan teknologi telah dimanfaatkan kelompok radikal, untuk menyebarluaskan pemahamannya yang salah dan sesat.



Media sosial telah dijadikan 'alat' propaganda yang efektif, dan secara tidak langsung digunakan untuk melakukan perekrutan. Sementara ruang publik dunia maya ini, nyata-nyata terus mendapatkan perhatian tersendiri bagi generasi muda. Karena media sosial menawarkan hal yang baru bagi Warganet saat ini.



Salah satu yang menjadi perhatian bersama adalah, masifnya ujaran kebencian di dunia maya. Ujaran kebencian inilah yang kadang ditelan mentah-mentah oleh sebagian pihak. Apalagi jika ujaran kebencian ini dibumbui sentimen SARA, berpotensi membuat konflik terjadi secara terbuka. Untuk itulah diperlukan sebuah upaya dan komitmen bersama, untuk melawan radikalisme di era millennial ini. Generasi muda diharapkan menjadi generasi yang aktif, dan harus memberikan kontribusi positif bagi negeri ini. Jangan mau menjadi Warganet pasif, yang bisa dipengaruhi oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan kedamaian di negeri ini. 



Di era yang serba modern ini, diperlukan strategi yang efektif, untuk melawan radikalisme dan terorisme. Jadilah warganet yang menjadi agen perubahan dan penebar kebenaran. Jika warganet bisa melakukan hal ini, secara tidak langsung sudah aktif mendukung program deradikalisasi pemerintah. Dan untuk melengkapi semua itu, warganet juga harus menjadi penyebar kebenaran, jangan menjadi penyebar kebencian. Dengan menyeru pada kebenaran, masyarakat akan tidak mudah terpengaruh informasi yang menyesatkan. 



Terlebih jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang akan digelar pada Minggu (20/10) mendatang. 



Sehingga membuat masyarakat sekaligus pegiat media sosial sampai warganet menolak keras aksi gerakan radikalisme yang ingin menggagalkan pelantikan nanti. 



Masyarakat beserta warganet pun siap mengawal proses agenda konstitusional dan pelantikan presiden terpilih dengan melakukan deklarasi menolak keras aksi gerakan radikalisme. 



Hal ini semua dilakukan bahwasanya ingin membuktikan jika masyarakat tidak takut untuk melawan tindakan radikalisme. 



Terlebih momentum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih ini adalah sebuah pesta demokrasi yang wajib untuk seluruh masyarakat rasakan dengan damai tanpa ada pergolakan karena ini merupskan hadil sebuah proses demokrasi yang kontitusional yang akan membawa wajah pembangunan bangsa 5 tahun kedepan. Untuk itu mari kita kawal dan dukung suksesnya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dengan menyebar konten konten positip yang menumbuhkan optimisme untuk persatuan dan kemajuan bangsa.(**)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.