Posyandu Keluarga, Jalan Menuju NTB Sehat dan Cerdas


Mataram, Media NTB - Inovasi Pemerintah Provinsi NTB,  Revitalisasi Posyandu menjadi Posyandu Keluarga, telah dirancang dan digodok petunjuk teknis dan regulasi yang baku. Penyususnan petunjuk teknis ini, dilakukan untuk menyamakan perbedaan dan persepsi tentang pelaksanaan Posyandu Keluarga.



Dinas Kesehatan Provinsi NTB, melalui bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) melaksanakan Pertemuan Lintas Program dan Lintas Sektor Provinsi NTB dalam untuk penyusunan Petunjuk Teknis Posyandu Keluarga, Sabtu (23/11/2019) di Lombok Plaza Mataram.



Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, yang diwakili Kepala bidang (Kabid) Kesmas Dra. Panca Yuniati, A.Pt menjelaskan, sejak dicanangkan tahun 2017 yang lalu semua Kabupaten/Kota terus mengembangkan posyandu keluarga.



Sehingga lanjutnya, dalam pelaksanaannya masih terdapat perbedaan persepsi dan kendala yang terjadi. Menurut Panca penyebabnya karena belum adanya pedoman dan petunjuk teknis serta regulasi yang baku.



"Pertemuan bersama ini kita diskusikan tentang fungsi dan peran posyandu keluarga. Perbedaan posyandu dan posyandu keluarga seperti apa.Kita susun petunjuk teknisnya Posyandu Keluarga sebagai kompas dan pedoman dalam bekerja," jelas Kabid Promkes.



Menurutnya, masih banyak praktek posyandu purnana atau di kabupaten/kota. Posyandu ini belum dapat menuju posyandu mandiri. Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya seperti KB, KIA, Gizi dan imunisasi.



Padahal harapan kita, kabupaten/kota sudah mampu dan menuju Posyandu Mandiri.  Artinya sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK. 



Kemudian jelasnya, Posyandu Mandiri ini mudah di revitalisasi menjadi posyandu keluarga. Posyandu yang terintegrasi, didalamnya untuk pemeriksaan awal dan kinsultasi dini kesehatan ibu dan anak, remaja dan lansia. Semua pelayanan seperti KB, KIA, Gizi dan imunisasi dan  makananan tambahan bayi.



"Setelah Posyandu Keluarga ini berjalan, maka didalamnya dapat dikembangkan untuk perputaran ekonomi seperti integrasi dengan bank sampah. Yang ingin konsultasi bisa menukarnya dengan sampah plastik. Contohnya Desa Manggelewa Kabupaten Dompu sudah menerapkan ini," tutur Panca Yuniati.



Ia juga menjelaskan, dengan adanya petunjuk teknis, Posyandu dapat bekerja dengan jelas. Memiliki pedoman mulai dari teknis pelayanan, teknis konsultasi dan syarat kader di Posyandu juga di atur. Kader Posyandu harus memiliki sertifikat dan melalui pelatihan-pelatihan.



"Intinya Posyandu keluarga ini, bagaimana mengatasi kesehatan keluarga, karena posyandu merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola  dan selenggarakan  dari dan oleh masyarakat sendiri," ungkapnya.



Berdasarkan data Dikes tahun 2019, jumlah Posyandu di NTB ada 7.287 posyandu. Sedangkan yang telah revitalisasi ke Posyandu Keluarga ada 904 posyandu. Ini pekerjaan rumah kita untuk terus mendorong revitalisasi ini, sesuai petunjuk pimpinan kami Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc dan Wakil Guberbur Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd disetiap arahannya.



Posyandu menjadi salahsatu lembaga kemasyarakatan yang tetap bertahan hingga kini. Berada di setiap dusun dan desa diseluruh Indonesia. Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wadah yang strategis menyampaikan berbagai program dan kegiatan langsung kepada masyarakat.



Jadi upaya terobosan dan inovasi Pemrov. NTB ini menjadi salahsatu program unggulan dan prioritas dalam revitalisasi posyandu. Mengembangkan Posyandu konvensional Ibu dan Anak menjadi Posyandu Keluarga, Ibu dan anak, remaja dan Lansia.  Posyandu keluarga juga sebagai pusat informasi kesehatan dan sosial kemasyarakatan. Sehingga generasi NTB yang sehat dan cerdas dapat tumbuh berkat peran Posyandu Keluarga juga.(BM)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.