Tak Perlu Investor, Potensi SDA di Bima Bisa Dikelola Mandiri


Bima, Media NTB - Banyaknya potensi SDA yang dimiliki Kabupaten Bima seperti dari sektor Kelautan dan Pertanian, tidak mesti harus menunggu investor untuk mengelolanya. Tapi hal itu bisa dikelola secara mandiri oleh Pemerintah Daerah bersinergis dengan masyarakat.



Demikian disampaikan Petani bawang Merah Kecamatan Lambu, Aburijal SE. Ia mengaku Pemerintah Daerah hanya cukup membentuk sebuah badan usaha khusus untuk mengelola sektor-sektor potensial yang ada.



“Badan usaha ini sebagai pihak yang akan mengelola potensi yang ada. SDMnya juga harus professional. Yang betul memahami tentang manajemen usaha,” katanya, Selasa (10/12/19).



Menurutnya, potensi pertanian seperti bawang merah selama ini belum terserap dengan baik dan maksimal. Produksi bawang merah juga masih dipasarkan secara tradisional, yakni dari petani, palele, pengepul hingga pengusaha.



Proses pemasaran bawang merah dari tangan ke tangan tersebut tentu akan menggangu harga di pasaran karena ada persaingan. Ia ingin hal itu diambil alih oleh badan usaha yang dibentuk Pemerintah dengan melibatkan SDM professional.



“Turunnya harga bawang selama ini karena kita terjebak pengaruh pasar. Tapi kalau dikelola professional mata rantai ini bisa terputus,” katanya.



Selain itu lanjutnya, potensi kelautan yang dimiliki kabupaten Bima juga sangat melimpah yang tersebar di Kecamatan Langgudu, Sape dan Soromandi hingga Sanggar.



“Setiap tahun produksi ikan di wilayah ini cukup melimpah. Tapi belum dikelola secara professional, seperti pengawetan hingga pengalengan ikan,” katanya.



Menurutnya potensi kelautan dan pertanian tersebut juga tidak mesti susah payah dipromosi ataupun dicarikan pasarnya. Mengingat potensi tersebut adalah kebutuhan konsumen yang akan dicari di pasar.



“Yang dicari di pasar selain beras, juga ikan, serta sayuran. Bahkan di Bima juga begitu diminati. Kalau bawang merah bisa kita kirim ke Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra,” katanya.



Ia menambahkan, badan usaha tersebut bisa dibentuk ditingkat Desa hingga Kecamatan, dengan memanfaatkan SDM lokal. Dampaknya akan mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.



“Sisi lain petani tidak lagi fokus mengurus soal harga hingga pemasaran. Tapi fokus meningkatkan produksi. Dan Ini harus ada kolaborasi,” katanya.



Ia menambahkan, potensi yang digarap itu masih di sektor pertanian dan kelautan. Ada lagi potensi yang tidak lagi yang bisa dikembangkan secara mandiri, yakni dari sektor pertenakkan.



“Hewan ternak seperti sapi dan kerbau kita banyak. Bahkan setiap tahun dikirim ke Jawa dan Sumatra. Mengapa tidak kita sendiri yang mengelolanya. Kenapa harus dikelola pengusaha yang hanya memikirkan laba besar,” katanya. Tutupnya (Ucok)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.