BIMA RAMAH TIDAK OPTIMAL
Oleh : Ardiansyah (Zangaji Sape) |
Prospek percepatan investasi
di kabupten Bima sangat tergantung pada sejumlah aspek. Aspek trpinting tentu
saja adalah inovasi dan kreatifitas pemimpin daerah dalam mengelola potensi
yang sejatinnya tidaklah kecil. Bagaimana Bupati dan wakil Bupati Bima menata
manajemen perizinan, mendorong pemenuhan infrastruktur penopang dan menyiapkan
mentalitas pelaksana pemerintah agar tidak korup dan nepotisme serta tentu saja
menyiapkan mentalitas masyarakat secara keseluruhan.
Pembangunan daerah jelas
berhadapan dengan tantangan yang kompleks, pengembangannya harus di pacu lebih
cepat dan dipastikan menggerakkan ekonomi masyarakat lebih nyata dan
berkelanjutan. Disinilah di butuhkan kemampuan Bupati dan Wakil Bupati Bima
mengelola daerah dengan baik dan mampu menghadirkan industri-industri skala
besar untuk mengelola hasil daerah.
Melimpahnya sumberdaya alam
hasil pertanian, kelautan, perikanan, peternakan dan pariwisata yang merupakan
warisan yang sangat berharga dan mahal nilainya, sumber daya itu mestinya mampu
dikelola untuk melakukan lompatan demi lompatan berikutnya dalam mewujudkan
masyarakat yang sejahtera masyarakat “Gemah Ripah Loh Jinawi”. Bupati Bima
dituntut piawai menjawab sejumlah tantangan-tantangan yang datang baik internal
maupun eksternal. Bupati bukan hanya sibuk berkunjung keluar daerah tapi bupati
di tuntut untuk memperbaiki persoalan daerah yang semakin runyam.
Dari faktor eksternal, tentu
saja dihadapkan dengan persoalan nasional dan global yang penuh dinamika yang
menjadi tantangan utamanya. Dari faktor internal, sejumlah masalah klasik mulai
dari persoalan perebutan jabatan, persoalan tender proyek hingga persoalan
lelang tanah jaminan menjadi masalah serius yang terus menerus terjadi yang
seakan menggabarkan Bupati Bima tak mampu menyelesaikan dan membenahi masalah
ini dengan cepat.
Bupati Bima harus sadar
bahwa pondasi ekonomi kabupaten Bima belumlah mapan. Ketergantungan pada
bantuan pusat masilah besar, karna itu Bupati Bima di tuntut untuk lebih memacu
diri mencari, menumbuhkembangkan sumber-sumber ekonomi yang menjadi pilar
kehidupan masyarakat kabupaten bima. Mendorong masuknya investasi dan
memperbesar daya produksi pertanian yang menyerap tenaga kerja besar dari
lapisan bawah masyarakat Kabupaten Bima.
Petani Kabupaten Bima sudah
saatnya diarahkan menjadi agropreneur. Petani pengusaha yang memahami pasar dan
jeli melihat peluang semua harus di dorong dengan serius dan terkelola dengan
baik. Industri pengolahan atau industri penyerap bawang merah misalnya haruslah
dihadirkan mengingat Kabupaten Bima adalah salah satu penghasil bawang merah
terbesar di Indonesia, bupati bima haruslah jeli menangkap peluang-peluang ini.
Sejatinnya Kabupaten Bima
tidak kekurangan potensi sumberdaya yang bisa di kelola dan di jual kepada
pemodal, di sektor kelautan dengan hasil ikan tangkap, budi daya rumput laut,
mutiara, kepiting, kerapu hingga lobster merupakan sumberdaya yang menjanjikan
bagi perekonomian masyarakat. Peternakan, kawasan kabupaten bima memiliki
bentangan luas sebagai daerah pelepasan ternak masyarakat, kebutuhan akan
daging semakin meningkat di NTB umunya 3,93 Kg/Kap/Tahun di tahun 2017 peluang
ini haruslah ditangkap oleh pemerintah kabupaten bima.
Alhasil, kabupaten bima
punya potensi cukup untuk mengundang investasi masuk. Membawa uang dan memberi
transfer pengetahuan dan teknologi, 3 tahun kepemimpinan Hj. Indah Damayanti
Putri semua itu belum terpancar dan belum menunjukan gelagat maju, ini menjadi
catatan penting bagi Legislatif untuk mengevaluasi kinerja IDP-DAHLAN dalam
membangun Kabupaten Bima.
Untuk mengoptimalkan semua
potensi itu, Kabupaten Bima butuh pemimpin visioner berintegritas untuk
menjadikan kabupaten bima yang berdaya saing (the competitive region). Pemimpin
yang akan membawa kapal besar bernama BIMA menuju samudra kesejahteraan yang
hakiki.(**)
Post a Comment