Sarasehan Nasional Hari Jadi Bima, Sejumlah Tokoh Sampaikan Pandangan Positif
Kabupaten Bima, Samadapos.com - Sejumlah
tokoh Nasional dan politisi yang menjadi anggota
DPRD di tingkat provinsi NTB dan Kabupaten Bima sepeti Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi
RI, DR. H. Anwar Usman, SH, MH, Anggota
Dewan Pertimbangan Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadisiswoyo, Mantan Ketua MK RI DR. Hamdan Zoelva, SH.,MH, Bupati Bima Periode 1999-2005 Drs. H. Zainul Arifin, M.Si, Akademisi seperti DR. Iwan Harsono,
DR. Kadri dan tokoh sipil lainnya menyampaikan pandangan pada Sarasehan Nasional dengan tema “Menuju Kabupaten Bima yang RAMAH
Dengan Kearifan Budaya Lokal” Kamis(21/7/2016) di aula Akbar hotel Mutmainah.
Para tokoh yang ikut berpartisipasi pada sesi diskusi
yang dipandu moderator Dr. Ibnu Khaldun M.Si menyampaikan pokok pikiran
masing-masing. Narasumber I Hamdan Zoelva memaparkan bahwa masyarakat Bima
memiliki dinamika yang luar biasa dan berbeda dengan daerah lainnya di NTB
seperti di Lombok. Namun demikian dalam perspektif lokal ada hal yang harus
diselaraskan atau disinkronkan dalam penjabaran hukum.
Hal ini jelasnya karena hukum memiliki fungsi ketertiban
sosial (social order).
Inilah yang menjadi fungsi terpenting hukum itu sebab pelanggaran hukum akan
mengganggu ketertiban sosial.
"Jadi negara harus hadir agar masyarakat tidak akan antipasti kepada penegak hukum yang dapat
berakibat pada munculnyaketidakpatuhan sosial (social disobedience)”. Jelas Hamdan.
“Agar mampu menegakkan hukum secara optimal maka
kerjasama antara pemerintah daerah dan aparat keamanan seperti Polri
diperlukan. “Jangan bermusuhan
dengan polisi”. Saran Hamdan.
Koordinasi dengan aparat keamanan amat penting, sebab melalui komunikasi yang baik, persoalan pelanggaran hukum dapat
diselesaikan secara baik dan hal ini ditujukan agar visi Bima RAMAH dapat diwujudkan sebab kata RAMAH merupakan jawaban atas keresahan
tentang Bima yang saat ini menjadisorotan”. Jelasnya.
Narasumber lainnya, Dr. Kadri yang membahas hubungan media
dengan pemerintahan mengatakan,“saat ini tantangan pemerintah adalah ada banyak pemberitaan arus utama (mainstream) yang selalu menampilkan konflik dalam
tayangan dan cenderung memojokkan pemerintah.
Hal ini lanjutnya, pada sejumlah media masih
mengedepankan prinsip kabar buruk itu, berita baik(bad news is good news). Karena itu tugas pemerintah agar
visi Bima RAMAH ini terwujud dalam konteks komunikasi
maka pemerintah harus memastikan generasi muda menjaga dan mempertahankan nilai
nilai budaya luhur yang ada”. Terangnya.
Di samping itu, “konflik yang terjadi diakibatkan karena
minimnya pemahaman budaya lokal
yang berdampak pada minimnya rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya. Oleh
karena itu tantangan pemerintah daerah adalah bagaimana membangun komunikasi
yang baik dan menghadapi media mainstreamyang cenderung
menyiarkan berita berita negatif tentang pemerintah daerah. Juga perlu melakukan manajemen peran
kehumasan secara optimal agar informasi dapat disampaikan secara berimbang”. Jelasnya.
Pada kesempatan sesi tanya jawab, Mantan KASAD Jenderal TNI (Purn) Subagyo hadisiswoyo menyatakan,
kesuksesan itu karena manusia mau belajar ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan landasan Iman dan Takwa, bekerja keras dan disiplin.
“Jatidiri budaya lokal akan tetap dipertahankan namun
katanya perlu ada modifikasi modifikasi dalam membangun Bima yang beragam.
Sehingga dapat beradaptasi dan mampu tidak terus menerus menanamkan kebanggaan
pada budaya daerah”. Katanya
Selain Subagyo, Mantan Bupati Bima Drs. H. Zainul Arifin dalam pemaparannya mengatakan,
“untuk menangani konflik yang terjadi, Pemenritah Daerah harus mengefektifkan forum
komunikasi para kepala desaseperti
yang pernah diterapkan pada masa kepemimpinannya.
“Pada saat itu belum ada handphone tetapi semua kepala desa diberikan
Handy-Talky (HT) untukberkomunikasi
dan melaporkan setiap indikasi kekerasan yang terjadi dimasing-masing desa
sehingga konflik sosial dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin”. Sarannya.(SP.01)
Post a Comment