Peringatan Hari Sumpah Pemuda, BEM STKIP Turun Demo
Bima,
MediaNTB.com - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Badan
Esekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima,
Kamis (27/10/2016), melakukan aksi unjukrasa di depan kantor Pemerintah Kota
(Pemkot) Bima. Unjukrasa tersebut digelar dalamrangka memperingati hari Sumpah Pemuda dengan menyampaikan beberapa aspirasi kepada pemerintah setempat.
Koordinator Lapangan
(Korlap), Adhar, dalam orasinya menyampaikan,
bahwa sumpah pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejelarah pergerakan
kemerdekaan Indonesia, ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita - cita berdirinya Indonesia memasuki awal tahun 1998, situasi krisis ekonomi, politik dan sosial yang melanda rezim Orba yang makin uzur itu berlangsung
lebih aman.
Antrian orang untuk
mendapatkan Sembilan Bahan Kebutuhan Pokok (Sembako) seperti beras, minyak,
bensin dan kebutuhan pokok sehari - hari terjadi dimana - mana. Kalangan kelas
menengah Jakarta, yang awalnya relatif bersikap apolitis dan netral, mulai
resah dan ikut berteriak menghadapi realitas ini.
Sistem kapitalisme yang
berwatak militeristik yang dibangun
rezim orba selama 32 tahun tiba - tiba mengalami stagnasi, krisis dan
kebangkrutan secara luas di hadapan rakyat banyak. Maka itu, Mahasiswa
Perguruan Tinggi yang bergraonya pendidikan mengharapkan pemerintah tidak
menutup mata serta tidak melihat sebelah mata atas pendidikan, lebih - lebih
perguruan tinggi yang ada. Karena hanya pendidikan salah satu aikon untuk
mengelola sumberdaya alam.
Selain dari pada itu, dengan
lapangan kerja yang kurang, jumlah pengangguran semakin meningkatkan. Hal
tersebut terbukti, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) yang mencatat Kota Bima menjadi penyumbang pengangguran
tertinggi, yakni 6.736 orang (8, 69 Porsen) dari total 127.710 warga Nusa
Tenggara Barat (NTB) yang belum memiliki kesempatan kerja hingga Agustus 2014.
"Jumlah pengangguran
itu terbukti berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh BPS NTB. Dimana dalam
data itu menyebutkan bahwa pada priode angustus 2014, Kota Bima memiliki
tingkat pengangguran tertinggi di NTB," ungkap Adhar mengutip dari
pernyataan yang pernah disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Nusa
Tenggara Barat (BPS NTB), H Wahyudin.
Menurut Adhar, jika melirik
pada Pasal 28 C l, yang menjamin hak setiap orang untuk mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan. Dasar itulah, BEM Kota dan Kabupaten Bima
serta berbagai elemen pemuda akan turun ke jalan dalam rangka menagih janji
Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima.
"Kami dari BEM STIKP
Bima membuat rapat - rapat dan konsolidasi mahasiswa antar kampus yang akan
terus bergulir dan berjalan, dibarengi dengan aksi - aksi mimbar bebas yang
diselenggarakan diberbagai kampus, serta aksi - aksi turun ke jalan oleh
gabungan mahasiswa dan elemen rakyat dari berbagai kampus yang ada di kota dan
kabupaten bima, semakin membuat atmosfir perlawanan memanas dan membesar,"
tuturnya.
Padahal, tambah Adhar, yang
termaktub dalam undang - undang dasar 1945, pasal 31 ayat 2, bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Bahkan, kata dia, undang - undang tersebut juha dipertegas di dalam undang -
undang Nomor 20, tentang Undang - undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN)
pasal 46 yang juga mengatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama pemerintah pusat, daerah dan masyarakat.
"Hal ini menandakan
bahwa pedanaan untuk sekolah dan biaya pendidikan tidak hanya dibebankan kepada
orang tua saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab dan kewajiban dari
pemerintah. Bahkan di dalam undang - undang nomor 20/2003, pasal 34 ayat 2
tentang Sisdiknas juga mengatakan bahwa Pemerintah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Namun
sepertinya fakta di lapangan berkata lain," ucapnya.
Tidak hanya itu, lanjut
Adhar, pemerintah kota dan kabupaten Bima sampai hari ini telah menutupi
anggaran pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dari Rekapitulasi Penggunaan Anggaran (update
juli 2016) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (NTB) menyebutkan bahwa tahun
anggaran 2016 (sumber dana APBD, Red)
sebanyak Rp. 21.694.904.000 M, yang memang sebagai anggaran yang membatu
generasi muda yang ingin pendidikan layak.
Seharusnya, kata Adhar,
pemerintah kota dan kabupaten bima mulai bicara tentang kualitas sumberdaya
manusia dalam memperhatikan pendidikan lebih - lebih perguruan tinggi yang ada
dan melahirkan generasi cerdas untuk membangun Bima yang kualitas. "Kasus
pendidikan, ekonomi, agraria serta sektor lainya yang masih banyak cacat Hukum
telah diperkosa secara truktural oleh pemerintah, sehingga korbanya masyarakat
lebih - lebih pemuda yang mengalami gangguan mental dan konsumsi barang -
barang haram," bebernya.
Begitu juga, sambung Adhar,
adanya konflik yang terjadi dimana - mana, sehingga terkesan pemerintah menutup
mata dalam dinamika tersebut. Maka itu, dalam momentum Unras ini BEM STKIP Bima
menyampaikan beberapa aitem tuntutan diantaranya, meminta kepada pemerintah
Kota Bima agar trasparan dan menjelaskan anggaran pendidikan 20 Porsen tanpa
ada politisasi.Mendesak Pemerintah Kabupaten dan Kota Bima agar memperhatikan
semua perguruan tinggi yang ada di kota bima
dan Meminta kepada pemerintah kota bima untuk segera membuka lapangan
kerja lokal untuk menangani pengangguran.
"Kami minta kepada
pemerintah untuk segera merealisasikan apa yang menjadi tuntutan kami. Apabila
pemerintah tidak juga merespon, maka kami akan kembali melakukan Unras dengan
jumlah massa yang lebih banyak lagi," ancamnya.
Sementara itu, mewakili Walikota Bima, Asisten I
Pemkot Bima, M Farid M.Si, dihadapan massa aksi menyampaikan, bahwa dalam dunia
pendidikan yang ada di seluruh SD, SMP dan SMA di Kota Bima, tidak ada
penarikan biaya apapun."Para orang tua siswa tidak dibebankan biaya,
karena seluruh biaya kebutuhan yang ada di sekolah sudah di tanggung oleh
pemerintah pusat," jelasnya.
Dikatakan Farid, bahwa di
sekolah - sekolah yang ada di kota bima, sudah ada anggaran seperti dana Biaya
Operasional Sekolah (BOS), Beasiswa Miskin (BSM), dan dan BOM serta dana - dana
lainya.
"Intinya semua anggaran
yang ada dalam dunia pendidikan tentu sudah diketahui oleh masyarakat, karena
selama ini pemerintah dalam hal ini Dikpora dan Sekolah sekolah selalu
melakukan sosialisasi sebagai bentuk sikap transparansi terhadap anggaran yang
ada dalam dunia pendidikan," terangnya.
Mengenai dua item tuntutan
lainya, lanjut Farid, pihaknya berjanji akan mempertimbangkan dan
menyampaikannya langsung kepada Walikota Bima."Insah allah, tuntutan massa
aksi akan dibahas dalam rapat internal pemerintah," janjinya.(Sahrul)
Post a Comment