Bayinya Meninggal Saat Operasi, Jr Tuding RS PKU Muhammadiyah Bima Lalai
Ilustrasi |
BIMA,
Media NTB – Diduga karena Kelalaian pihak manajemen Rumah
Sakit (RS) Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Bima dalam menangani
pasien yang ingin melahirkan dialami pasangan Jr (26/Suami) dan EF(26/Istri),
warga perumahan Rontu, Kelurahan Panggi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
Kelahiran buah hati yang
pertama hasil pernikahan dari Jr dan EF akhirnya berbuah duka. Bayi mereka
meninggal dunia saat dioperasi. Diduga, sebabnya adalah kelalaian pihak
manajemen medis di RS PKU Muhammadiyah Bima. Kejadian ini, berlangsung hari
Sabtu, 6 Mei 2017 dan meninggalnya anak mereka, pasca operasi yang berjalan
pagi tadi.
Tak terima sebab kematian
buah hatinya, akhirnya Jr menggelar jumpar pers, Minggu (7/5/2017) pagi tadi.
Ia mengungkapkan, kondisi kehamilan isterinya yang menjelang kelahiran, pihak
keluarga membawanya ke RS PKU Muhammadiyah Bima
untuk di rawat inap.
"Kami masuk ke RS
Muhammadiyah kemarin sabtu sekitar pukul 17.00 WITA. Dan 4-5 jam kemudian atau
sekitar pukul 22.00 WITA, Istri saya mengalami rasa sakit dan besar kemungkinan
akan melahirkan," ujar Jr.
Ia mengaku, di saat genting
itu, dirinya menghampiri perawat di ruang jaga dan mengabarkan bahwa istrinya
mulai sakit perut. Saat itu, dia pun menanyakan keberadaan dokter jaga/piket
yang bertugas malam ini. Anehnya, kata dia, saat ditanya kapan dokter tiba
kepada para perawat, mereka tidak ada yang menjawab.
“Karena perawat tidak ada
yang menjawab dengan cara santun. Saya pun terus mempertanyakan dimana
dokternya dengan nada yang sedikit keras, Akhirnya, salah seorang perawat mengaku
dokter lagi istirahat, tidak bisa diganggu,” ungkap Jr yang menceritakan kisah
kesal yang dialaminya di RS PKU Muhammadiyah Bima.
Ia melanjutkan, mendapat
jawaban dari perawat, ia pun sempat emosi, naik pitam dan kebingungan. Di
tengah kondisi isterinya yang mengandung anaknya. Mendapat perlakuan dan
jawaban dari perawat yang terlihat santai, ia merasa sangat kecewa dengan
pejayanan medis yang ada di RS PKU Muhammadiyah Bima.
"Bahkan saat
berkomunikasi dengan dokter tentang kondisi isteri saya, perawat itu
mengabarkannya melalui layanan SMS, tidak langsung telpon. Sungguh saya emosi
dan bingung apalagi merasalah kondisi istri saya yang sedang berjuang dengan
nyawanya demi kelahiran buah hati kami," ujar Jr dengan memelas dadanya.
Sejak semalam, kata dia, tak
ada kehadiran dokter yang memeriksa istrinya. Bahkan sekitar pukul 01.00 -
04.00 WITA, di tengah kondisi isterinya yang kian merasakan sakit dan badannya
panas dingin.
"Saya hanya menyaksikan
perawat yang memberikan penanganan dengan obat panas melalui suntikan. Dan
Karena obat panas suntik itu, kondisi bayi dalam kandungan tidak menerima.
Denyut jantung semakin cepat. Kemudian perawat mengambil langkah dengan
memberikan infus biasa. Setelah kondisi bayi stabil, justeru kondisi isteri saya
yang kian memburuk,” jelas dia.
Sempat dirinya
mengkonsultasikan ke perawat tentang keadaan istritnya yang sempat memburuk.
Mendengar jawaban dari perawat bahwa kondisi itu biasa dialami oleh pasien yang
ingin melahirkan, Jurianto merasa kecewa mendengar jawaban dari perawat itu.
“Saya pastikan, sejak sore
kemarin hingga Minggu pagi tadi sekitar pukul 06.00 WITA, tidak ada satu pun
dokter yang datang memeriksa isteri saya. Dan sekitar pukul 07.00 WITA, baru
ada Dokter yang datang dan melakukan operasi. Tapi bayi saya sudah tidak bisa
diselamatkan lagi,” keluh dia dengan rasa pilu dan nadanya yang cukup tegar
menahan rasa kesedihannya itu.
Ia pun menegaskan, keadaan
yang dialaminya ini terjadi disebabkan Mis Manajemen di RS Muhammadiyah Bima.
Ia mengaku dan menuduh karena kelalaian penanganan pasien yang menyebabkan
bayinya meninggal dunia.
"Saya bersama keluarga
akan melaporkan kepada pihak kepolisian dan beberapa lembaga terkait seperti
LPA, Dinas Kesehatan Kota Bima, Ombudsman Kota Bima bahkan Kementrian Kesehatan
agar bisa menyikapi Mis Manajemen yang terjadi di RS PKU Muhammadiyah Bima. Ini
sungguh pelayanan yang mengerikan. Perawatnya arogan, dokter malas dan
penanganan yang berhasil membunuh buah hati saya," tutup dia.
Hingga berita ini diturunkan,
pihak Manajemen PKU Muhammadiyah Bima belem ada yang dapat dimintai keterangan.(M)
Post a Comment