PGRI Kecamatan Wera Gelar Konferensi Kerja Cabang ke IV
Bima,
Media NTB - Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) melakukan konferensi kerja PGRI cabang
yang ke IV Kecamatan Wera dengan tema "Membangkitkan Kesadaran Kolektif
Dalam Mewujudkan Guru Yang Profesional dan Berkarakter Menuju Masa Depan Guru
dan Guru Masa Depan". Konferensi dilakuakn di Aula Gedung Serba Guna
Tawali Wera pada Kamis (13/09/2018).
Kegiatan tersebut dihadiri
oleh Camat Wera, H. Ridwan S. Sos, KUPT Dikpora Kecamatan Wera, Mawardin, S.Pd
Kepala PGRI Kecamatan Wera Safrudin Jamal, S.Pd, Kelapala PGRI Kabupaten Bima,
Drs. Syafiullah, M.Pd, Kepala PGRI Provinsi NTB, Drs H. Ali Rahim, M.Pd, seluruh guru dan
pengurus PGRI se- Kecamatan Wera
Pantauan langsung Media NTB,
dalam kegiatan tersebut, Safrudin Jamal,
S.Pd dalam kegiatan tersebut menyampaikan kepada seluruh guru yang ada di
kecamatan wera untuk bekerja serius lagi dalam mencerdaskan anak bangsa, selain
berharap kepada guru-guru, ia juga berharap kepada pemerintah pusat agar dapat
mengangkat guru honor menjadi Pegawai Negeri Sipil (ASN).
Hal senada juga disampaikan
oleh Drs. Syafiullah, M.,Pd Ketua PGRI Kab. Bima "Untuk menjadi Seorang
guru harus Memiliki keahlian, memiliki profesional, menaruhkan harkad dan
martabat, sebab orang yang berilmu dia akan dihormati".
Ia menambahkan, PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan, yang mengerjakan seorang
guru menjadi seorang pendidik yang baik dan profesional sebab kita kerja ada yg mengatur dan ia
mengaku akan memperjuangkan hak guru di komisi 10 DPR RI, supaya yang honorer
dapat cepat diangkat menjadi guru PNS.
sedangkan Drs H. Ali Rahim,
M.Pd Kepala PGRI Provinsi NTB. Dalam sambutanya mengatakan, yang paling mudah dilakukan oleh manusia adalah
melakukan Perbuatan Dosa, maka guru diharapkan jauh dari perbuatan-perbuatan
dosa yang melanggar etika seorang guru dan dapat mencederai UUD.
Ketua PGRI NTB yang
merupakan guru Sekolah Dasar tersebut menceritakan banyak hal perjuangannya
sejak pertama menjadi seorang guru, begitu merayu dan menghipnotis konsentrasi
seluruh tamu yang hadir.
Ia mengatakan, satu-satunya
Negara yg memiliki Kurikulum Ganda adalah Indonesia
Ketua PGRI NTB menilai, kurikulum
2013 membuat guru Indonesia paling repot
karena terlalu mengedepankan teknologi dan kemajuan, tidak mengutamakan ilmu
dan takwa
H. Ali juga menyayangkan,
masih banyaknya guru Honor Daerah, Guru suka rela yang sering masuk kerja namun
tidak mendapatkan gaji, itu sama halnya menghina prefesi guru karena baginya
antara guru PNS dan honor Sama-sama memiliki komitmen sama-sama mencerdaskan
anak bangsa, sedangkan kwalitas n
kemampuan guru honor dan PNS itu sama saja.
Ian juga menciptakan lagu
yang berjudul Rintihan Guru Honorer, yang bernilai bahwa perjuangan seorang
guru honorer yang tidak mengharapkan gaji, namun semata-mata mencerdaskan anak
Bangsa.
Saat menyanyikan lagu yang
ciptakan, membuat suasana dalam ruangan terlihat terharu dan sebagian
meneteskan air matanya.
Beliau juga kembali
menegaskan kepada seluruh tamu undangan maupun masyarakat diluar guru, meminta
jangan menghina guru suka rela, baginya "Karena merekalah harapan bangsa
yang mampu mencerdaskan anak bangsa kedepannya".(Iphul)
Post a Comment