Bahasa Indonesia dan Daerah Modal Utama Persatuan Bangsa
Mataram, Media NTB - Kita memang tidak mau tertinggal
dengan era globalisasi, maka dari itu untuk bisa bertahan kita harus
menempatkan bahasa persatuan pada posisi yang pas. Bahasa asing adalah bahasa
pendukung tapi yang menjadi modal utama kita dalam persatuan adalah bahasa
Indonesia dan bahasa daerah, tentunya dengan meneguhkan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Itulah
hal yang dikemukakan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Ir. Hj.
Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, saat membuka
sekaligus memberi arahan pada acara Seminar Nasional bertajuk "Kontribusi
Bahasa dan Sastra Terhadapa Pembangunan Daerah, di Hotel Grand Madani, Selasa
(23/10/18).
Menurut
Wagub, bicara bahasa itu bicara cinta, berbicara pelestarian bahasa tidak bisa
seperti kita bicara infrastruktur, melestarikan bahasa adalah bagaimana kita
mengawali kecintaan kita pada bangsa dan negara.
Untuk
itu Wagub menegaskan, apapun hal yang bisa dibantu oleh Pemerintah Provinsi,
akan dibantu. Mengenai lahan akan ditindaklanjuti kembali oleh Pemprov NTB
beserta jajarannya. "Masa untuk mendorong pelestarian bahasa kita masih
mikir-mikir, Insyallah, begitu juga dengan Pergub," tegasnya.
Wagub
berharap Seminar yang pesertanya mewakili komunitas atau kelompok tersebut,
akan bermanfaatnya untuk bagi generasi muda agar bagaimana bisa meneguhkan
bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari.
"Harapan
saya seminar ini ada tindak lanjutnya dan hari demi hari kantor bahasa NTB
diisi oleh kegiatan yang meyakinkan kita, bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
kecintaan kita, kebanggaan kita, begitu juga dengan bahasa daerah,"
pungkasnya.
Sebelumnya
Kepala Kantor Bahasa NTB, Drs. Songgo Siruah menyampaikan, tujuan diadakannya
seminar ini adalah untuk menggali dan mempublikasikan kontribusi sastra dan
bahasa terhadap pembangunan daerah. Sekaligus memperingati lahirnya bahasa Indonesia yang jatuh di Bulan Oktober.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu satu hari, diikuti tak kurang 150 peserta
dari berbagai instansi pemerintah, guru, dosen, tokoh agama, tokoh masyarakat,
dan wartawan.
Ia
juga melaporkan bahwa saat ini kantor Bahasa NTB masih menumpang di tanah milik
Pemerintah Provinsi. Ia berharap agar tanah seluas 3028 meter dalam waktu dekat
bisa dihibahkan dan menjadi milik Kantor Bahasa.
Sementara
itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Prof. Dadang
Sunendar, M.Hum menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kantor Bahasa NTB yang
berinisiatif melaksanakan kegiatan seminar ini, terutama kerjasama terpadu
antara pemerintah daerah dengan seluruh Balai Kantor di tanah air.
"Terimakasih juga disampaikan kepada Wakil Gubernur NTB atas bantuan dan
kerjasama Pemda dalam acara itu.
Selanjutnya,
Prof Dadang menerangkan, catatan dari Kantor Bahasa adalah diperlukan satu
Perda atau Pergub agar tetap menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,
sekaligus untuk melindungi bahasa dan sastra daerah di NTB. "Jadi tugas
utama dari badan bahasa beserta UPT di Provinsi adalah menjaga tegaknya bahasa
negara, sebagai jati diri bangsa kita, sekaligus sebagai sarana pemersatu dan
komunikasi antar daerah dan budaya di tanah air," terangnya.(M)
Post a Comment