Tingkatkan Mutu dan Nilai Tambah Pertanian di NTB, HBK Dorong Konsep Sarjana Pertanian Desa
Mataram,
Media NTB - Potensi sektor pertanian di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi
kekuatan daerah untuk mampu melejit lebih maju ke depan sekaligus membawa
peningkatan aspek kesejahteraan masyarakat NTB.
Hanya
saja, potensi ini masih harus dimaksimalkan pengelolaannya, mulai dari hulu
(petani) hingga ke hilir, di tingkat pasca produksi dan pemasaran.
Oleh
karenanya, selain sumber daya alam yang sudah tersedia, sector pertanian NTB
juga harus terus didorong mutu dan nilai tambahnya dengan melibatkan para
Sarjana Pertanian yang terjun langsung hingga ke pelosok pedesaan.
"Sumber
daya pertanian kita secara alamiah luar biasa. Lombok ini tanahnya subur dan
bisa ditanami apa saja. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa melibatkan
lulusan-lulusan Sarjana Pertanian untuk bersama-sama melakukan gerakan
peningkatan mutu dan nilai tambah di sektor ini," kata Ketua Badan
Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra, H.
Bambang Kristiono (HBK), Jumat (12/10) di Mataram.
Menurut
HBK, pelibatan Sarjana Pertanian dalam membangun sector pertanian di NTB akan
membawa dua hal positif secara bersamaan. Di satu sisi, ini membuka lapangan
pekerjaan untuk lulusan Pertanian, dan disisi lain mutu dan kualitas hasil
pertanian akan lebih memiliki nilai tawar untuk menembus ke pasar-pasar antar
daerah dan pasar-pasar modern.
Ia
mencontohkan, hasil produksi sayur-sayuran di wilayah Lombok Utara dan Lombok
Timur selama ini terkenal sangat melimpah ruah. Hampirsemua jenis dan komoditi
sayuran bisa diproduksi petani. Namun, saat ini komoditas-komoditas tersebut
baru bisa memenuhi pasar masyarakat lokal dan belum mampu menembus dunia
industri, seperti restaurant atau perhotelan.
Akibatnya,
tingginya produksi sayuran di P. Lombok tidak membuat kesejahteraan petani bisa meningkat secara
signifikan.
"Ini
yang harus didorong dan ditingkatkan. Kalau mutu dan kualitas komoditas
pertanian yang dihasilkan petani Lombok bagus dan layak masuk ke pasar modern
dan industry pariwisata seperti hotel-hotel dan restauran-restauran tentu nilai
tambah juga akan meningkat untuk kesejahteraan petani kita," katanya.
HBK
menjelaskan, konsep Sarjana Pertanian Desa akan ia dorong dan suarakan di
tingkat pusat saat terpilih mewakili masyarakat NTB di DPR-RI kelak. Pola kerja
dan skema pembiayaannya, papar HBK, sangat sederhana dan bisa dianggarkan dari
pos anggaran Desa.
Keberadaan
Sarjana Pertanian Desa minimal dua orang dalam satu wilayah desa, juga sangat
membantu tugas dan kinerja petugas penyuluh lapangan yang disediakan Pemerintah
Daerah.
"Saya
akan perjuangkan ini di DPR-RI kelak. Dan harapannya jika ini sudah berjalan di
NTB, maka daerah lain bisa belajar dari kita, dan NTB bisa jadi pilot
projectnya," tukas HBK yang juga Caleg DPR RI Dapil Lombok No urut 1.
Tutupnya.(Uchok)
Post a Comment