HBK : Zul Rohmi Perlu Bangkitkan Kejayaan Pertanian di NTB
Mataram, Media NTB - HUT
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke 60 akan diperingati pada tanggal 17
Desember 2018 mendatang.
Di
usia yang terbilang matang, pembangunan di Provinsi NTB terus berjalan di
berbagai bidang. Toh, masih banyak pekerjaan rumah (Pe-Er) yang harus terus
diselesaikan. Mulai dari masalah kesenjangan sosial, pengangguran dan
kemiskinan.
Karenanya,
NTB diharapkan bisa menggali kembali potensi sejatinya yakni di sektor
pertanian secara luas. Jika digarap dengan serius, sektor ini bisa mengentaskan
beragam permasalahan ekonomi dan sosial.
Ketua
Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK)
mengatakan, HUT Provinsi NTB ke 60 tahun ini harus dijadikan moment untuk
menggali kembali potensi unggulan wilayah dengan mengembalikan posisi pertanian
NTB yang pernah berjaya beberapa dekade silam.
"Dulu
NTB sempat sangat terkenal menasional lewat program Bumi Gogo Rancah (Bumi
Gora), yang menjadi bukti kekuatan pertanian di daerah ini. Semangat itu harus
dibangkitkan kembali, karena memang kekuatan unggulan daerah ini ada di sektor
pertanian", kata HBK, Sabtu 15/12/2018.
Ia
berharap HUT Provinsi NTB tidak hanya sekadar menjadi kegiatan seremonial
tahunan yang dirayakan dengan meriah, tapi tidak berdampak apa-apa setelah
pesta atau kemeriahan itu berakhir.
Momentum
ini, papar dia, seharusnya bisa dijadikan wahana evaluasi bersama bagi Pemda,
anggota Dewan di Legislatif, serta stakeholders lain seperti pihak swasta dan
masyarakat NTB.
HBK
mengatakan, masa kejayaan Bumi Gora di era tahun 1980-an bisa dijadikan
starting point dalam merefleksi dan mengevaluasi antar komponen masyarakat NTB
di dalam merebut kembali kejayaannya.
"Harus
diakui ada spirit luar biasa kala itu, saat NTB bisa meraih branding sebagai
Bumi Gora.," kata HBK.
HBK
mengakui, produktivitas pertanian di NTB saat ini sesungguhnya sangat
membanggakan. Untuk komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, cabai dan
bawang yang dihasilkan NTB dalam beberapa tahun ini mencatatkan nilai surplus.
Data
Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB mencatat, NTB bisa memproduksi rata-rata 2
juta Ton beras di setiap tahunnya, sementara kebutuhan masyarakat NTB hanya
berkisar 600 ribu - 700 ribu Ton per tahun.
NTB
bahkan menjadi daerah penyangga pangan untuk Provinsi tetangga seperti Bali dan
Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bila
sektor pertanian di NTB ini digarap dengan serius dari hulu hingga ke hilir.
Dari proses penanaman, pasca panen hingga ke industrialiasasi atau pengolahan,
maka pertanian NTB bisa menjadi sumber penghasilan atau kekuatan yang
mensejahterakan warga masyarakatnya.
Selain
itu, intensifikasi maupun ekstensifikasi lahan pertanian lewat Tehnologi
Pertanian juga perlu terus dilakukan untuk menghadapi ancaman penyusutan lahan
pertanian akibat alih fungsi/konversi lahan seiring lajunya pertumbuhan
kependudukan.
"Di
sini Pemda di tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota harus campur tangan, dan
kalau perlu mengintervensi dengan regulasi-regulasi dalam menetapkan tata
kelola lahan lewat RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah)", ujar HBK.
Sinergitas Leading Sektor
Selain
itu ungkap HBK, guna meningkat nilai tambah produk pertanian di NTB, perlu
dibangun sinergitas lintas sektor antara Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas
Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, dengan Dinas Perindustrian dan juga
Dinas Perdagangan.
Ia
mencontohkan untuk komoditas Jagung misalnya. Produksi komoditasnya dikontrol
penuh oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan sebagai leading sector, kemudian
pasca panen dan pemasaran, bisa diintervensi oleh Dinas Perindustrian dan Dinas
Perdagangan.
"Kalau
baru panen, namanya Jagung, tapi setelah diproses atau diolah menjadi produk
turunan bisa jadi macam-macam, bisa jadi keripik jagung, pop corn, sereal
jagung, dan ini akan menambah nilai ekonomisnya", katanya.
HBK
menilai, kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Zul-Rohmi, perlu
membangkitkan kembali era kejayaan pertanian dengan melakukan investasi SDM.
Penetapan
Science Technologi Industry Park (STIP) di Banyumulek, Lombok Barat sebagai
wahana pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan teknologi
pendukung, dinilai sebagai langkah maju, khususnya riset-riset Tehnologi Pangan
terkait diversifikasi dan budidaya pertanian .
Hal
tersebut tinggal dimaksimalkan dengan dukungan para Kepala Daerah di Kabupaten
dan Kota, juga stakeholders lainnya di NTB.
"Kalau
HUT ke 60 ini bisa jadi momentum mengembalikan kejayaan pertanian NTB, saya
yakin di HUT ke 63, atau tiga tahun kemudian, NTB sudah benar-benar mapan hanya
dengan mengelola sektor pertanian", katanya.
Pengiriman
mahasiswa-mahasiswa NTB dengan program bea siswa ke luar negeri adalah
terobosan luar biasa dari kepemimpinan Zul-Rohmi, dan hendaknya ilmu pertanian
juga akan __ menjadi pilihan bagi mahasiswa-mahasiswa NTB yang belajar di luar
negeri.
"Cita-cita
luhur saya, in shaa Allah, apabila saya berhasil mendapatkan mandat dari
masyarakat P. Lombok untuk menjadi anggota DPR-RI, saya ingin mendampingi para
pemuda P. Lombok untuk membangun kemandirian pangan dengan menjadikan P. Lombok
sebagai Lumbung Pangan Nasional, segaris dengan perjuangan Bapak Prabowo
Subianto dalam merebut kembali kedaulatan kita, termasuk kedaulatan pangan
kita, sehingga kita bisa mandiri dan berhasil mengurangi ketergantungan dari
produk-produk impor",. Tutupnya.(Uchok)
Post a Comment