Tuntut Kenaikan Harga Garam, Petani Bima Blokade Jalan Negara

Bokade Jalan Oleh Petani Yang Menuntut Kenaikan Harga Garam di Desa Talabiu
Samada Pos, Kabupaten Bima - Ratusan Petani Bawang desa Talabiu kecamatan Woha Kabupaten Bima Nusatenggara Barat (NTB) Rabu siang memblokade jalan. Aksi penutupan akses jalan lintas antara Bima – Dompu ini dilakukan petani karena kesal dengan pemerintah kabupaten Bima yang tidak peduli dengan nasip mereka sebagai masyarakat yang hidup sebagai petani bawang.

Tepatnya di cabang Talabiu, jalan ditutup petani dibantu ratusan warga setempat dengan batu dan kayu serta kendaraan, selain itu, juga dibentangkan spanduk berisikan tuntutan petani terhadap pemerintah.

Selain menutup akses jalan, petani juga menggelar orasi secara bergantian dan membakar ban bekas.

Sempat terjadi ketegangan antara pengunjukrasa dengan pengguna jalan, namun pada akhirnya pengguna jalan memilih bersabar dan terjebak macet berjam jam lamanya.

Dalam orasinya, koordinator aksi, Indra mengunkapkan, pemlokiran jalan oleh petani setempat lantara kecewa dan sebagai protes terhadap pemerintah daerah dan DPRD yang beleum juga menemui dan menerima tuntutan mereka (Petani-red) untuk menaikkan harga garam.

Dijelaskannya, pihaknya bersama petani lainnya sudah mengundang kehadiran Bupati dan Anggota Dewan kabupaten Bima, namun tidak diindahkan.

Indra mendesak agar segera Bupati beserta pihak terkait hadir langsung menemui mereka di cabang Talabiu.

Dikeluhkannya bahwa harga jual garam milik petani hanya Rp. 4000/karung atau Rp. 60/kg. Menurutnya harga itu sangat mencekik petani karena lebih mahal harga produksi daripada harga jual.

Polisi dibantu beberapa anggota TNI terlihat tidak kuasa mencegah warga membokade jalan. Aparat kepolisian hanya berjaga jaga serta mengatur pengendara yang terjebak macet total selama beberapa saat. Negosiasi pun sempat diupayakan anggota kepolisian, namun tetap saja warga ngotot dan harus kepala daerah dan dewan hadir untuk menerima langsung aspirasi pengunjukrasa.

Pantauan wartawan, Rabu siang waktu setempat, bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri hadir langsung menerima warganya. Kepada warga dijelaskannya bahwa terkait keterlambatannya lantaran ada kegiatan pelantikan kepala desa yang harus diselesaikan.

Kepada warga petni yang demo, bupati canti ini pun menegaskan bahwa pihaknya akan memperjuangkan nasib petani garam dengan menyepakati kenaikan harga garam menjadi Rp 500/kg.
Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri Menandatangani Surat Pernyataan

Dengan didampingi beberapa Anggota dewar serta beberapa pejabat teras pemkab Bima, dan Kapolres Bima Kabupaten, dae Dinda (sapaan akrab bupati Bima) ini menandatangani surat pernyataan yang isinya menolak impor garam nasional, membuat peraturan daerah (PERDA) tentang standar harga garam dan merevisi struktur perusahaan daera yang mengolah garam yakni PD. Wawo.

Dengan adanya pernyataan tersebut, maka disambut gembira oleh petani garam setempat dan unjukrasa dengan blokade jalan pun usai.(SP.01)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.